Membangun Rumah Butuh Biaya Yang Tidak Sedikit

9:36 AM

Suatu hari saya datang ke seorang teman yang memiliki pengalaman dalam membangun rumah yang juga sebagai kontraktor kecil-kecilan. Saya tunjukkan denah rumah yang ingin saya bangun. Denah itu berukuran kecil, yakni 10x5,5 meter saja. Saya tanyakan berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangunnya. Tapi justru saya tertegun saat mendengar jawabannya.


Menurutnya, rumah tersebut membutuhkan delapan belas footplate / cakar ayam berukuran 100 x 100 cm. Kisaran harga footplate tersebut Rp 950.000/ footplate termasuk stek sepanjang 250cm. Footplate tersebut harus menggunakan besi ulir berukuran 13 full karena rencananya untuk rumah 3 lantai. Jadi biaya untuk membeli footplate / cakar ayam sebagai berikut:

Rp. 950.000 x 18 = Rp. 17.100.000

Biaya tersebut diatas belum termasuk biaya pengecoran.

Untuk kolom menggunakan ukuran 30 x 30 cm dengan besi ulir 13 full. Harga besi ulir ukuran 13 full yaitu Rp. 170.000/ batang. Masing-masing kolom membutuhkan sepuluh batang besi ulir 13 full sebagai tulangannya. Jadi, untuk tulangan kolom saja butuh besi ulir sebanyak 180 batang. Jika dikalkulasikan, maka biayanya sebagai berikut:

Rp. 170.0000 x 180 = Rp. 30.600.000

Jika ditotal, maka biaya untuk membeli footplate berukuran 100 x 100 cm dan besi tulangan untuk kolom sudah mencapai Rp. 47.700.000. Biaya tersebut diatas belum termasuk besi begel/ cincin yang umumnya memakai besi polos berukuran 8mm.

Nominal diatas mungkin tidak seberapa bagi kebanyakan orang. Tapi bagi saya lumayan membuat saya sulit bernafas. hiihi.... Malah agak kepikiran ingin mengambil KPR saja biar ringan. Namun saudara lebih menyarankan agar saya membangun sendiri saja. Agar terasa ringan, kita beli material secara bertahap. Beli saja footplate yang dibutuhkan yakni delapan belas dengan jumlah uang sebanyak Rp. 17.100.000. Ketika uang terkumpul lagi, maka selanjutnya belanja besi untuk kolom. terus begitu sampai semua material terkumpul.

Menurut saudara, membangun rumah dengan cara bertahap tersebut sudah teruji secara turun temurun. Banyak yang telah  berhasil membuat rumah secara bertahap meski penghasilan pas-pasan. Bahkan sekarang rumahnya bagus-bagus. Lebih menarik lagi, begitu rumah jadi, maka otomatis rumah tersebut sudah sepenuhnya milik kita. Beda dengan rumah KPR.

Bagaimana menurut kalian? Silahkan komentar pendapat kalian. Apa saja kelebihan dan kekurangan membangun rumah dengan cara berahap seperti yang saya sebutkan diatas?

Artikel Terkait

Previous
Next Post »